Siapa
yang belum kenal Yahudi? Mereka adalah umat yang terkenal kelicikan dan
kekejiannya. Terlalu banyak gelar-gelar yang disandang oleh mereka.
Yang jelas mereka sangat hasud, iri dan dengki kepada umat Islam,
mengingkari, membangkang, dan mendustakan para Nabi, bahkan membunuh
banyak nabi dan para penegak kebenaran. Mereka sangat membenci Allah,
para malaika t dan kaum muslimin, sangat berani dan lancang kepada
Allah dan rasul-Nya, selalu merubah-rubah firman Allah, dan tidak rela
sebelum orang Islam mengikuti jejak langkah mereka. Apapun mereka tempuh
demi terciptanya tujuan mereka.
Diantara sifat Yahudi yang paten dan laten adalah merusak; merusak agama, manusia, dan dunia. Allah berfirman tentang mereka:
وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ
Dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi [Al-Baqarah: 64]
INGKAR SUNNAH KLASIK
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (telah meramalkan bahwa nanti
akan muncul generasi yang mengingkari hadits sebagai sumber hukum Islam.
Hal ini diriwayatkan oleh beberapa sahabat yaitu al-Miqdam Ibn Ma’di
Karib al-Kindi, Abu Rafi’ Aslam Maula Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam dan Abu Hurairah . Hadits-hadits tersebut terdapat dalam beberapa
kitab antara lain Sunan Abu Daud, Sunan Tirmizdi, Sunan Ibnu Majah,
Mustadrak Imam Hakim, dan disebutkan oleh al-Khatib dalam al-Fiqh,
al-Ajjuri dalam asy-Syari’ah, Ibn Abdil Barr dalam Jami’ Bayan al-‘Ilmi,
dan Ibn Hibban dalam muqaddimah kitabnya.
Pada masa sahabat
dan tabi’in, khususnya di daerah Bashrah, Iraq telah muncul beberapa
orang yang mengingkari hujjiyah sunnah yang disebabkan karena tidak
mengetahui kedudukan sunnah, karena itu setelah dijelaskan merekapun
bertaubat. Jadi dalam masalah ini belum berbentuk kelompok, aliran atau
faham. Pada abad kedua hijriyah muncullah kelompok ingkar sunnah, terutama yang tidak mutawaatir, tempatnya juga di Bashrah.
Kemudian pada abad ketiga dan seterusnya pengingkar hadits ahad
dipelopori oleh Mu’tazilah dan sebagian Khawarij, akan tetapi gaung
mereka tidak sampai mendunia. Berbeda dengan Syi’ah mereka menolak semua
hadits-hsdits sunni tetapi hanya berlaku dalam kalangan Syi’ah.
INGKAR SUNNAH DI ABAD MODERN
Sebelas abad setelah itu, tepatnya pada abad ke-14 H, setelah runtuhnya
negara-negara Islam ditangan barat, muncullah gerakan faham ingkar
sunnah secara mutlak. Faham sesat ini dibidani oleh seorang Yahudi
tulen. Aneh tetapi nyata. Seharusnya menjadi maklum bahwa Yahudi itu
ingkar Al-Qur`an dan Sunnah. Akan tetapi jalan baru ini dinilai sebagai
alternatif jitu untuk membidik leher umat Islam. Dan yang lebih aneh
lagi pemikirannya yang jelas-jelas rusak itu diikuti oleh sebagian
sarjana muslim.
Yahudi tersebut adalah seorang orientalis
terkemuka bernama Ignaz Goldziher. Dia mengingkari sunnah melalui
karangannya Muhammadanische Studien yang diterbitkan pada tahun 1890 M
di Jerman.
Prof. DR. Goldziher (1850-1921 M) adalah Yahudi
Honggaria. Ibu bapaknya adalah tukang mas di Honggaria dan beragama
Yahudi tulen. Nenek moyangnya juga beragama Yahudi fanatik. Dalam usia
yang sangat muda (19 tahun), ia dilantik menjadi doktor dalam bidang
Islamologi di Jerman, dibawah bimbingan Prof. Rodiger. Dia ahli dalam
bahasa Ibrani, dan tulisan-tulisannya dipublikasikan dalam bahasa
Jerman, Perancis, dan Inggris.
Ia kemudian mendapat beasiswa
untuk belajar di Al-Azhar, Kairo, Mesir, pada tahun 1873-1874 guna
memperdalam bahasa Arab dan pengetahuan Islam untuk menghancurkan Islam
dari dalam.
Goldziher selama 30 tahun (1876-1904) menjadi
sekertaris masyarakat Israel modern di Post. Dan selama 14 tahun
(1900-1914) mengajar filsafat agama Yahudi di Jewish Theological
Seminary (Sekolah misi Ketuhanan Yahudi) Bedapost.
Goldziher,
bapak aliran sesat ingkar sunnah modern adalah orang yang paling
berperan dalam merubah pola studi Islam, dengan perubahan yang sangat
radikal dan substansial. Dan kerangka teorinya telah diikuti oleh para
orientalis besar lainnya.
Goldziher mengatakan bahwa: "Hadits,
sebagian besar adalah hasil dari perkembangan politik dan kemasyarakatan
dalam abad kesatu dan kedua Hijriyah, jadi bukan ucapan nabi Muhammad,
tetapi hampir semua hadits dibuat oleh orang-orang yang ada pada
generasi Bukhari dan Muslim, lalu mereka beri sanad. Para ulama telah
membuat banyak hadits dengan tujuan ingin menjadikan Islam sebagai agama
yang multi dimensi, holistik dan komprehensif. Karena itulah hanya
al-Qur`an yang bisa dijadikan pijakan".
Yahudi lain yang sangat
berpengaruh dalam paham ingkar sunnah adalah Joseph Schacht
(1902-1969), seorang orientalis Yahudi dari Jerman. Dia banyak memegang
jabatan-jabatan akademis dibeberapa negara seperti Jerman, Mesir,
Inggris, Amerika, al-Jazair, dan Belanda. Dia termasuk redaktur The
Encyklopedia of Islam, sebagaimana Goldziher sebelumnya. Dan buku Schact
yang terkenal adalah The Origin of Muhammadan Jurisprudence dan buku An
Introduction to Islamic Law. Dalam buku yang pertama itu, Joseph Schact
menyatakan bahwa: “Sanad hadits Nabi hanyalah buatan dan gubahan
sandiwara, namun masih ada hadits yang bisa dipercaya”. Dan masih banyak
lagi syubhat-syubhat yang dilontarkan oleh para penyeru ingkar sunnah.
Kemudian pemikiran Schact dimodifikasi dan diperbaharui oleh orang Islam
yang bernama Fazlur-Rahman, dalam bukunya Islamic Methodology in
History ia menyatakan bahwa masih banyak hadits yang masih bisa
dipercaya. Dari sinilah syubhat-syubhat Yahudi itu tersebar.
GERAKAN INGKAR SUNNAH DI DUNIA ARAB DAN MESIR
Gerakan ingkar sunnah dengan cepat merambah ke Mesir pada masa Muhammad
Abduh dan sesudahnya. Diantara tokoh-tokoh yang banyak meenggugat
sunnah adalah Ali Abdur-Raziq, Muhammad Ammarah, Hasan Turabi, Fahmi
Huwaidi, Hasan Haikal, Qasim Amin, Ahmad Amin, dan lain-lain.
GERAKAN INGKAR SUNNAH DI INDIA
Di India pengaruh minoritas Kristen pada masa penjajahan Inggris sangat
kuat. Diantara budak penjajah adalah Mirza Ghulam Ahmad (1907 M) yang
mengaku menjadi nabi yang dengan demikian memusuhi sunnah-sunnah nabi.
Tokoh pengingkar sunnah lain adalah Sir sayyid Ahmad Khan (1817-1898). Dia di India mirip Muhammad Abduh di Mesir.
Ahmad Khan menolak mu’jizat dan hadits-hadits shahih bahkan akhirnya
hanya iman dengan Al-Qur`an saja. Setelah itu pengingkar sunnah menjamur
di India.
GERAKAN INGKAR SUNNAH DI AMERIKA DAN EROPA
Gerakan ini dipimpin oleh Ir Rasyid Khalifah kelahiran Mesir berwarga
negara Amerika. Ia menyatakan bahwa hadits-hadits itu adalah buatan
Iblis.
Kini gerakan ingkar sunnah sudah menyebar dimana-mana
termasuk di Indonesia. Dan banyak orang-orang membawa pikiran-pikiran
ingkar sunnah tetapi tidak merasa bahwa dirinya adalah pengingkar
sunnah. Ini kebanyakan terjadi pada sarjana-sarjana yang menimba ilmu
dari para orientalis anak cucu dari Goldziher yang mengatas namakan
penelitian ilmiah ataupun wacana ilmiah.
Mengapa sarjana- sarjana muslim banyak yang terjebak?
Perlu diingat, Goldziher bukanlah seorang diri, semua orang Yahudi ada
dibelakangnya. Jumlah Yahudi di dunia sekarang ini sekitar 15 juta jiwa;
6 juta di Amerika Serikat, 6 juta 920 ribu di Amerika Utara dan selatan
dan 3 Juta 653 ribu di Israel. 70 % dosen dan guru besar di Amerika
Serikat adalah Yahudi. 50% penerbit dan percetakan di Amerika Serikat
dikuasai Yahudi, 50% buku-buku sekolahan berisi informasi yang bias dan
mendiskreditkan Islam, dan hanya 17% yang berisi informasi benar tentang
Islam dan sisanya perlu direvisi dan dibetulkan.
Ketika Barat
menjadi kiblat dunia pendidikan dan para para alumninya sudah banyak
berperan di negara-negara Islam maka terasalah pengaruh-pengaruh
orientalis yahudi semisal Goldziher dengan segala pemikiran yang
berkedok modernisme dan penelitian ilmiah itu. Sementara orang-orang
muslim yang belajar kesana belum mengerti apa sebenarnya al-Qur`an dan
sunnah itu. Maka salah seorang pakar Islam yang mendalami masalah ini
menyimpulkan bahwa ada empat faktor yang menyebabkan pikiran-pikiran
orientalis Yahudi dan Nashrani (termasuk ingkar sunnah) diikuti oleh
sarjana-sarjan muslim.
1. Bodohnya saudara kita, mereka tidak menelaah Islam dari sumber-sumbernya yang jernih, tidak mempelajari Islam dari pintunya.
2. Terkecoh dan tertipu dengan metodologi dan pendekatan yang diklaim sebagai metode ilmiah yang obyektif dan positif.
3. Ambisi mereka untuk tenar dan berpenampilan modernis.
4. Ketidak berdayaan mereka dibawah dominasi pemikiran yang menyimpang.
Mereka tidak memiliki daya dan kemampuan untuk melindungi diri
melainkan dengan bersandar kepada para orientalis tersebut karena memang
mereka jauh dari ulama dan telah dijauhkan dari ulama oleh para
orientalis itu.
Coba kita bayangkan misalnya mahasiswa muslim
yang lugu itu duduk dihadapan Profesor Yahudi di Amerika, yang nama dan
gelarnya telah menyihir banyak orang. Lalu sang Profesor itu berkata
bahwa sunnah itu tidak bisa jadi sumber hukum islam sebab ;
Hadits-hadits itu baru dikumpulkan setelah seratus tahun dari wafatnya
Muhammad. Hadits-hadits maudhu’ telah bercampur aduk dengan yang shahih
yang tidak memungkinkan lagi untuk memilah-milahnya.
Metodologi
ahli-ahli hadits selama ini belum cukup untuk menemukan yang shahih
diantara yang cacat karena kaidah-kaidah itu hanya berbicara sekitar
kritik sanad dan rawi, tidak pada matan. Muhammad sendiri telah melarang
menulis hadits, karena itu tidak ada catatan hadits pada zamanya bahkan
pada Khulafa ar-Rasydin juga melarang, baru seratus tahun kemudian
dikumpulkan dari ingatan-ingatan manusia yang “mahallul khata`
wan-nisyan” itu?
Kira-kira demikian diantara ucapan Profesor
itu, sementara mahasiswa tadi itu lugu tidak tahu apa-apa tentang itu
semua. Kira-kira apa yang akan dia lakukan? Apakah diam atau membantah?
Atau apa?. Karena pikirannya kosong belum pernah berfikir semacam itu,
sebagai seorang muslim pertama kali dia pasti ingin berontak, paling
tidak meragukan dengan berkata “masak benar begitu?”. Lama kelamaan
setelah Profesor itu menjelaskan dengan bersilat lidah dan bermain
kata-kata, maka mehasiswa itupun jatuh dalam pelukannya dengan berkata,
“oh……. begitu…. ya… ya… ya... baru mengerti saya… ini baru namanya
ilmu..!!”
Ketika orang seperti mahasiswa tadi banyak jumlahnya
dan pulang dengan gelar Doktor dan Profesor, maka Goldziher berubah nama
menjadi “Ahmad Sarjono”, “Ahmad Khalash” dan lain-lain.
Begitulah nasib akhir dari sebuah generasi yang jauh dari ulama kemudian berguru kepada orang Yahudi
Semoga umat Islam ini sadar dan menjadi pembela Islam dan sunnah Nabinya berdasarkan bimbingan ulama
0 Komentar untuk "YAHUDI SPONSOR INGKAR SUNNAH MODERN"