Perbedaan Sunni dan Syi'ah


Saat ini detik-detik menjelang peringatan Karbela. 1300 tahun yang lalu kakekku tercinta, Al Imam Husain, Cucu Baginda Nabi Muhammad, dibunuh bersama berpuluh Keluarga Nabi yang lain di Karbela Irak. Bagaimana hati tidak sedih karena aku adalah cucu beliau. Jika tidak ada Al Husain tidak ada aku. Menjadi bertambah-tambah kesedihanku, ketika aku sebagai cucunya tidak bisa menampakkan kesedihanku di depan orang banyak. Karena ulah fitnah yang dihembuskan oleh sekelompok orang yang mempunyai kepentingan tertentu maka ada satu anggapan dan pendapat bahwa jika orang memperingati Karbela berarti ia orang Syi'ah.

Memang lidah tidak bertulang, mereka menuduh DR Quraisy Shihab dan Habib Rizik Syihab sebagai Orang Syi'ah. Orang-Orang yang menuduh DR Quraish Shihab dan Habib Rizik Syihab sebagai Orang Syi'ah, dihadapan orang-orang berilmu, adalah sangat nyata dan jelas terlihat kebodohannya. Tradisi ilmu Sunni dan Syi'ah telah berpisah sejak seribu tahun lebih. Tradisi ilmu Sunni dan Syi'ah akhirnya berkembang sendiri-sendiri menjadi kekayaan perbendaharaan Ilmu Islam. Maka bangunan Ilmu Sunni dan Syi'ah menjadi berbeda. Dalam Ilmu Al Qur'an, Ulumul Qur'an Syi'ah berbeda dengan Ulumul Qur'an Sunni. Tafsir Al Qur'an Sunni berbeda dengan Tafsir Al Qur'an Syi'ah. Dalam Ilmu Hadis, Sunni menggunakan koleksi hadis Bukhori dan kawan-kawannya sedangkan Syi'ah memakai koleksi hadis mereka sendiri. Dalam Ilmu Tauhid, Sunni memakai Metode As'ari, Maturidi, atau Salafi. Syi'ah tidak menggunakan Metode As'ari, Maturidi, dan Salafi. Dalam Ilmu Fikih, Sunni dan Syi'ah berbeda ushul fikihnya. Sunni memakai mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali, dan terakhir Wahabi. Syi'ah tidak menggunakan mereka. Dalam Ilmu Fikih Syi'ah banyak mengikuti mazhab Imam Ja'far As Sodik. Sunni menerima Khalifah Abu Bakar sebagai pengganti Baginda Nabi dalam kepemimpinan umat Islam. Syi'ah menetapkan Imam Ali sebagai pengganti Baginda Nabi dalam kepemimpinan umat Islam. Sunni mengatakan bahwa semua sahabat Nabi adalah orang yang dapat dipercaya, Syi'ah menolak karena Sahabat Muawiyah dan Sahabat Amer Bin As memberontak kepada Khalifah yang sah, Imam Ali bin Abi Thalib setelah akhirnya orang Sunni pun mengangkat beliau sebagai pemimpin menggantikan Khalifah Usman Bin Affan. Syi'ah menolak untuk mengatakan bahwa Sahabat Muawiyah dan Sahabat Amer Bin As sebagai orang yang dapat dipercaya. Syi'ah mengatakan bahwa Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain dan para Imam yang lain adalah orang yang bersih suci terpelihara dari kesalahan, Sunni menolak karena menurut mereka hanya Nabi yang bersih suci. Dalam syi'ah seorang kyai jika ia keturunan Nabi Muhammad memakai sorban hitam, jika ia bukan keturunan Nabi Muhammad memakai sorban putih sebagai bentuk penghormatan kepada keturunan nabi.

Jadi demikian banyak perbedaan antara Sunni dan Syi'ah. Orang-orang yang mengatakan DR Quraisy Shihab dan Habib Rizik Sihab sebagai Syi'ah adalah sangat nyata kebodohannya. Karena Dr Quraisy Syihab dan Habib Rizik Shihab menggunakan Ulumul Qur'an Sunni dan Tafsir Sunni. Jika dalam menulis Kitab Tafsir Al Misbah Dr Quraish Sihab ada mengutip pendapat Imam Thabathabai seorang Syi'ah itu hanya mengajak pembaca untuk memperluas cakrawala. Buya Hamka dalam mengarang Tafsir Al Azhar juga menggunakan Tafsir Al Mizan karya Imam Thabathabai sebagai salah satu bahan referensinya, bisa kita lihat di buku Tafsir beliau, Apakah lalu kita akan menuduh Buya Hamka sebagai Syi'ah? Saya sudah membaca sebagian tafsir Al Misbah, dalam tafsir tersebut Dr Quraish Shihab mengutip pendapat Sayid Qutub, Fakhruddin Ar Razi, Syeikh Mutawalli Sya'rowi, dan lain-lain, mereka semua adalah ulama Sunni. Dr Quraish Shihab dan Habib Rizik menggunakan Ulumul Hadis Sunni dan Koleksi Hadis Imam Bukhori, menggunakan metode Tauhid dan Fikih Sunni. Mereka berdua tidak menggunakan sorban hitam padahal mereka berdua keturunan Baginda Nabi Muhammad. Dr Quraisy Sihab adalah lulusan Al Azhar Mesir, perguruan Islam Sunni. Habib Riziq adalah lulusan Saudi Arabia negara Sunni. Jadi dilihat dari berbagai segi kedua ulama tersebut, Dr Quraish Sihab dan Habib Rizik adalah Sunni tulen.

Jadi jangan kita teracuni oleh propaganda orang-orang bodoh yang tidak sadar telah menjadi kaki tangan pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu. Sebaliknya kita wajib mendukung penuh Dr Quraish Sihab karena beliau adalah pemelihara Al Qur'an dan pejuang pembela Al Qur'an di hadapan arus liberalisasi IAIN. Kita juga wajib mendukung penuh Habib Rizik Sihab karena beliau adalah tokoh pejuang Amar Ma'ruf dan Nahyi Munkar, pejuang pembubaran Ahmadiyyah, dan pejuang yang melawan arus liberalisasi umat Islam yang diketuai oleh Ulil Absor Abdillah.

Indonesia adalah negara Sunni.
Telah beratus tahun Sunni berurat berakar di Indonesia. Sebagai orang Sunni marilah kita bersikap "PeDe aje" dihadapan ajaran Syi'ah. Jadikanlah ajaran Syi'ah sebagai pelengkap dan penyempurna dari ajaran Sunni. Jangan jadikan ajaran Syi'ah dan orang Syi'ah sebagai musuh yang saling membunuh. Jika kita mencari persamaan diantara Sunni dan Syi'ah kita akan menemukan banyak persamaan. Jika kita mencari perbedaan diantara Sunni dan Syi'ah kita akan menemukan beberapa perbedaan. Dalam hidup ini marilah kita mencari persamaan jika kita mencintai perdamaian. Dalam hidup ini silakan cari perbedaan jika kamu mengkehendaki permusuhan. Hanya orang bodoh, orang yang mengikuti hawa nafsu, dan orang yang mempunyai kepentingan tertentu yang mengkehendaki permusuhan.

Dahulu sekitar dua puluh tahun yang lalu ketika saya sedang mengaji dengan KH Munzir Tamam MA lulusan Universitas Bagdad, sekarang beliau Ketua MUI DKI Jakarta, saya bertanya: Kyai bagaimana tentang syi'ah? Beliau tidak langsung menjawab. Lalu beliau masuk ke dalam rumah. Beliau kembali membawa sebuah kitab tebal. Beliau berkata: Ini adalah Kitab Syi'ah, saya di Universitas diajarkan kitab ini langsung oleh pengarangnya seorang Ulama Syi'ah. Jadi sebagai penambah wawasan mahasiswa, di Universitas Bagdad, Universitas milik Sunni, diajarkan Ajaran Syi'ah. Sebaiknya hal demikianlah yang harus kita kembangkan saat ini, saling mengisi dan saling melengkapi diantara berbagai mazhab jangan saling memusuhi dan membunuh.

Penyebar fitnah mengatakan bahwa Al Qur'an Sunni dan Al Qur'an Syi'ah berbeda. Saya Alhamdulillah memiliki sekitar dua puluh kitab Tafsir Sunni dan dua kitab Tafsir Syi'ah. Saya perhatikan tidak ada perbedaan sama sekali diantara Al Qur'an Sunni dengan Al Qur'an Syi'ah. Penyebar fitnah berkata bahwa orang Syi'ah tidak memakai koleksi hadis Bukhori. Bukan hanya Syi'ah yang tidak memakai hadis Bukhori, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan banyak Imam-Imam yang lain juga tidak menggunakan Hadis Bukhori. Karena di zaman para Imam tersebut Imam Bukhori belum dilahirkan. Para penyebar fitnah mengatakan bahwa Orang Syi'ah mencaci maki sahabat Nabi. Fakta dengan jelas menyatakan bahwa Muawiyyah mewajibkan seluruh khatib Jum'at untuk mengutuk Imam Ali seorang Sepupu Nabi, Mantu Nabi, dan Sahabat Setia Nabi, dalam setiap khutbah Jum'at di daerah kekuasaan dia. Kebiasaan buruk ini baru dihentikan oleh Khalifah Umar Bin Abdul Aziz berpuluh tahun kemudian, diganti oleh beliau dengan ayat Al Qur'an: Innallaaha Ya'muru bil'adli Wal Ihsan .......Sampai sekarang para khatib Jum'at masih biasa membaca ayat tersebut. Para penyebar fitnah berkata bahwa Syi'ah sholat hanya tiga waktu sehari bukan lima waktu. Kebetulan saya memakai Handphone Apple, iseng-iseng saya mencari jadwal waktu sholat, diantara puluhan jadwal Sunni ada jadwal sholat orang Syi'ah, Ja'fari, Ithna Asheri, saya lihat waktunya lima waktu, sama seperti kita. Para penyebar fitnah mengatakan orang Syi'ah menambah kalimat azan. Orang Sunni juga biasa menambah kalimat, jika baik tidak apa-apa. Contohnya Allaahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Alihi Wa Sohbih. Sayyidina adalah tambahan, bukan dari Baginda Nabi. Wa Sohbih adalah tambahan bukan dari Baginda Nabi. Contohnya yang lain, ketika ruku' kita biasa membaca Subhana Robbiyal Azhimi Wa Bihamdih. Wa Bihamdih adalah tambahan bukan dari Baginda Nabi. Tambahan yang baik atau Bid'ah Hasanah adalah berpahala jika dikerjakan.

Semoga sedikit tulisan ini ada manfaatnya. Marilah kita bersatu jangan menyerang sesama saudara. Terlalu banyak tugas dan kewajiban yang harus dilakukan. Apakah waktu yang ada dan terbatas ini akan kita akan habiskan untuk berkelahi sesama umat Islam? Di zaman baginda Nabi hanya ada Islam tidak ada Sunni tidak ada Syi'ah tidak ada Wahabi. Setiap mazhab tidak bisa mengklaim dirinya yang paling benar, karena di zaman Nabi Muhammad tidak ada mazhab apapun. Ada hadis yang mengatakan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh sekian lebih, semuanya sesat melainkan hanya satu yang selamat. Penyebar fitnah mengatakan hanya kelompok mereka yang selamat yang lain sesat semua dan masuk neraka semua. Ketika Habib Umar Bin Hafiz Yaman ditanya mengenai hadis tersebut, dengan lembut beliau menjawab: Ada hadis riwayat lain, yang menyebutkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh sekian lebih, semuanya selamat melainkan hanya satu yang sesat.

Di detik-detik peringatan shahidnya Al Imam Husain saat ini, Saya Habib Ahyad Banahsan memohon dari lubuk hati yang terdalam kepada kawan-kawan fb tercinta: kirimkanlah hadiah Fatihah untuk ayah saya, kakek saya Al Imam Husain serta untuk Ibunya Ibunda Sayyidatina Fatimah Az Zahra serta untuk saudaranya Al Imam Hasan serta untuk Ayahnya Al Imam Ali Bin Abi Tholib serta untuk Kakeknya Baginda Nabi Sayyidina Muhammad serta untuk putranya Al Imam Ali Zainal Abidin serta untuk semua istri, anak, keturunan, dan sahabat mereka semua.

From : Al Habib Ahyad Banahsan As Sakran


Share this article :
+
arrow_back
Sebelumnya
arrow_forward
Selanjutnya
0 Komentar untuk "Perbedaan Sunni dan Syi'ah"